Sebagai audiens yang menghadiri dan mendengarkan atasannya melakukan presentasi atau dalam ranah pendidikan, teman atau guru menjelaskan materi melalui powerpoint. Ada saat dimana setelah informasi itu disampaikan, para pembicara ini membuka kesempatan tanya jawab.

Dan adakah orang yang bertanya?

Ketika penulis duduk di bangku sekolah, jarang sekali ada siswa yang bertanya. kebanyakan dari mereka merasa malu atau bahkan merasa tidak ada yang perlu dipertanyakan. Saat masuk dunia perkuliahan, budaya bertanya masih minim, lebih banyak kelas yang garing dan kurang adanya diskusi. Pun di ranah perkantoran, masih ada saja yang mengalami meeting yang senyap dan cenderung menakutkan karena kehadiran bos misalnya.

Jadi, kenapa ya kita merasa malu untuk bertanya?

Ada beberapa kemungkinan seperti:

Bertanya, bagi sebagian orang bisa dianggap mencari perhatian maka, tidak bertanya menjadi suatu yang dimaklumi. Alhasil tidak ada pertanyaan itu hal yang biasa, apa kalian juga berpikiran demikian?

Bertanya juga terkadang tidak dilakukan karena merasa semuanya sudah jelas, tidak ada hal lain yang perlu dipertanyakan. Hmm..

Kemungkinan lain adalah ada pembicara yang terlihat merasa tidak senang saat kita mengajukan pertanyaan. Jika bos terlihat seperti itu, maka wajar, tidak ada bawahan yang berani bertanya.

Padahal dengan bertanya,

Bisa memunculkan kemungkinan atau ide-ide baru. Jika diskusi selesai begitu saja, bagaimana caranya menemukan sebuah inovasi. Inovasi tidak bisa lahir hanya dari satu orang saja, inovasi lahir dari hasil “mengobrol”’ dengan banyak orang.

Bertanya artinya kamu berpikir, merasa tidak perlu ada yang dipertanyakan artinya kamu menelan langsung informasi yang disampaikan dan menutup mata terhadap semua kemungkinan-kemungkinan yang ada. Tidak ada proses menganalisis atau mencerna informasi secara lebih mendalam.

Bayangkan, perusahaan sekelas google saja, bisa sebesar sekarang karena mereka melakukan questionstorming dan memiliki diskusi tim yang aktif. Sehingga proses menemukan inovasi berjalan dengan cepat.

Apa benar kita masih malu untuk bertanya? Perlu bukti?

Coba perhatikan, misalnya dalam sebuah forum atau workshop, untuk mengajak audiensnya aktif bertanya biasanya panitia mengiming-imingi dengan hadiah, barulah ada yang bertanya. Jika tidak ada hadiah, mungkin lain ceritanya.

Pahamkan? kita masih perlu dorongan untuk berani berbicara ditengah-tengah orang banyak, jika belum terbiasa, bertanya memang sulit dan butuh nyali besar. Tidak semua orang dapat lancar berbicara saat didepan orang banyak, tapi jika terus dilatih, lama kelamaan akan terbiasa.

Dari sisi pembicara pun, wajib sekali memberikan apresiasi kepada orang-orang yang bertanya, terlepas pertanyaan itu berbobot atau tidak. Jangan sampai menertawakan atau menunjukan raut yang tidak menyenangkan, karena mungkin saja itu pertama kalinya orang tersebut berani bertanya.